Minggu, 01 Juni 2014

Penggunaan Media Model Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika


1.         Pengertian Media Model Bangun Ruang
Media pembelajaran menurut Sukayati dan Agus Suharjana (2009: 6) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. Supinah dan Agus D.W. (2009: 23) mengartikan media pembelajaran adalah suatu media yang memuat pesan-pesan tertentu, yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu pula. Oleh karena itu media pembelajaran disebut juga sebagai perantara (medium).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada peserta didik. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Pemanfaatan media model bangun ruang seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media model bangun ruang agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Pada pembelajaran matematika, media pembelajaran sebagai alat bantu sesuai dengan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu media model dan sarana. Estianingsih (dalam Supinah dan Agus D.W, 2009: 23-24) menyatakan bahwa: sebagai media model media pengajaran itu membantu peserta didik memahami konsep Matematika dalam wujud yang konkrit. Sedangkan yang masuk dalam kelompok sarana berfungsi membantu terjadinya proses belajar peserta didik.
Penggunan media model dalam pembelajaran Matematika utamanya pada pembelajaran merupakan media untuk menyampaikan konsep bentuk konkret ke konsep abstrak. Keterkaitan antara media dan kegiatan belajar untuk penanaman konsep menurut Supinah dan Agus D.W (2009: 24) menunjukkan bahwa macam media sesuai dengan ragam materi Matematika yang dipelajari peserta didik dan yang tergolong sebagai pengertian baru atau pengertian dasar.

2.         Tujuan Penggunaan Media Model Bangun Ruang
Tujuan digunakannya model sebagai media pembelajaran diungkapkan oleh Agus Suharjana (2009: 4) yaitu:
a.    Mempermudah dalam hal pemahaman konsep-konsep dalam matematika.
b.    Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan berbagai kecerdasan yang berbeda.
c.    Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran matematika.
d.   Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lebih lamban berpikir untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil.
e.    Memperkaya program Pembelajaran bagi peserta didik yang lebih pandai.
f.     Mempermudah abstraksi.
g.    Efisiensi waktu.
h.    Menunjang kegiatan Matematika di luar sekolah.
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa tujuan penggunaan media model dalam pembelajaran Matematika di SD tersebut maka peserta didik lebih menghayati Matematika secara nyata berdasarkan fakta yang jelas dan dapat dilihatnya. Selain itu dengan menggunakan media model dapat mengefisiensikan waktu sehingga peserta didik lebih mudah memahami topik yang disajikan.

3.         Pemilihan Media Model Bangun Ruang
Penggunaan media model bangun ruang merupakan faktor penting dalam peningkatan aktivitas pembelajaran. Sehubungan dengan penggunaan media model bangun ruang dalam proses pembelajaran, tenaga pengajar perlu cermat dalam pemilihan media yang akan digunakannya. Pemilihan model sebagai media tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Terdapat beberapa prinsip yang harus perhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media model dalam pembelajaran.
Sukayati dan Agus Suharjana (2009: 9) mengungkapkan prinsip-prinsip pemilihan media model, yaitu.
a.    Penggunaan media model hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b.    Media model yang digunakan hendaknya sesuai dengan metode/strategi pembelajaran.
c.    Tidak ada satu media model yang dapat atau sesuai untuk segala macam kegiatan belajar.
d.   Guru harus terampil menggunakan media model dalam pembelajaran.
e.    Model yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan peserta didik dan gaya belajarnya.
f.     Pemilihan media model harus obyektif, tidak didasarkan kepada kesenangan pribadi.
g.    Keberhasilan penggunaan media model juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.

Selain prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media model, yang juga harus diperhatikan dalam yaitu media model tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan agar dapat digunakan dalam pembelajaran. Efendi dalam (Sukayati dan Agus Suharjana, 2009: 10) memberikan beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh media model, yaitu.
a.    Sesuai dengan konsep matematika.
b.    Dapat memperjelas konsep Matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman konsep Matematika)
c.    Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).
d.   Bentuk dan warnanya menarik.
e.    Dari bahan yang aman bagi kesehatan peserta didik.
f.     Sederhana dan mudah dikelola.
g.    Ukuran sesuai atau seimbang dengan ukuran fisik dari peserta didik.
h.    Peragaan diharapkan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik, karena media model tersebut dapat dimanipulasi (dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dipasangkan, dan sebagainya) agar peserta didik dapat belajar secara aktif baik secara individual maupun kelompok.
i.      Bila mungkin media model tersebut dapat berfaedah banyak.
Mengacu pada pendapat tersebut bahwa dalam pemilihan media model yang digunakan dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan, karakteristik peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, kemampuan orang yang menggunakannya dan waktu yang tersedia. Agar media model yang akan digunakan sesuai dengan materi yang dibahas dan terencana dengan baik serta bermakna maksimal, seyogyanya media model tersebut dirancang dan dibuat sendiri oleh guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar