1.
Pengertian Media Model Bangun Ruang
Media pembelajaran menurut Sukayati dan Agus
Suharjana (2009: 6) diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam
terjadinya pembelajaran. Supinah dan Agus D.W. (2009: 23) mengartikan media
pembelajaran adalah suatu media yang memuat pesan-pesan tertentu, yang
dirancang untuk mencapai tujuan tertentu pula. Oleh karena itu media
pembelajaran disebut juga sebagai perantara (medium).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar
kepada peserta didik. Jika program media itu didesain
dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media
meskipun tanpa keberadaan guru.
Pemanfaatan media
model bangun ruang seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian
guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu
mempelajari bagaimana menetapkan media model bangun ruang agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Pada pembelajaran matematika, media
pembelajaran sebagai alat bantu sesuai dengan fungsinya dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu media model dan
sarana. Estianingsih (dalam
Supinah dan Agus D.W, 2009: 23-24) menyatakan bahwa: sebagai media model media pengajaran itu
membantu peserta didik memahami konsep Matematika dalam wujud yang konkrit.
Sedangkan yang masuk dalam kelompok sarana
berfungsi membantu terjadinya proses belajar peserta didik.
Penggunan media model dalam pembelajaran Matematika
utamanya pada pembelajaran merupakan media untuk menyampaikan konsep bentuk
konkret ke konsep abstrak. Keterkaitan antara media dan kegiatan belajar untuk
penanaman konsep menurut Supinah dan Agus D.W (2009: 24) menunjukkan bahwa
macam media sesuai dengan ragam materi Matematika yang dipelajari peserta didik
dan yang tergolong sebagai pengertian baru atau pengertian dasar.
2.
Tujuan Penggunaan Media
Model Bangun Ruang
Tujuan digunakannya model sebagai media
pembelajaran diungkapkan oleh Agus Suharjana (2009: 4) yaitu:
a. Mempermudah dalam hal pemahaman konsep-konsep dalam matematika.
b. Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik
dengan berbagai kecerdasan yang berbeda.
c. Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran matematika.
d. Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lebih
lamban berpikir untuk menyelesaikan tugas dengan berhasil.
e. Memperkaya program Pembelajaran bagi peserta didik yang
lebih pandai.
f. Mempermudah abstraksi.
g. Efisiensi waktu.
h.
Menunjang kegiatan Matematika
di luar sekolah.
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa tujuan penggunaan media
model dalam pembelajaran Matematika di SD tersebut maka peserta didik lebih
menghayati Matematika secara nyata berdasarkan fakta yang jelas dan dapat
dilihatnya. Selain itu dengan menggunakan media model dapat mengefisiensikan
waktu sehingga peserta didik lebih mudah memahami topik yang disajikan.
3.
Pemilihan Media
Model Bangun Ruang
Penggunaan media model bangun ruang merupakan faktor
penting dalam peningkatan aktivitas pembelajaran. Sehubungan dengan penggunaan media
model bangun ruang dalam proses pembelajaran, tenaga pengajar perlu cermat
dalam pemilihan media yang akan digunakannya. Pemilihan model sebagai media
tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Terdapat beberapa prinsip yang harus
perhatikan oleh guru dalam memilih dan menggunakan media model dalam
pembelajaran.
Sukayati dan Agus Suharjana (2009: 9) mengungkapkan
prinsip-prinsip pemilihan media model, yaitu.
a. Penggunaan media model hendaknya sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b. Media model yang digunakan hendaknya sesuai dengan
metode/strategi pembelajaran.
c. Tidak ada satu media model yang dapat atau sesuai untuk
segala macam kegiatan belajar.
d. Guru harus terampil menggunakan media model dalam
pembelajaran.
e. Model yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan peserta
didik dan gaya belajarnya.
f. Pemilihan media model harus obyektif, tidak didasarkan
kepada kesenangan pribadi.
g. Keberhasilan penggunaan media model juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan.
Selain prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
pemilihan media model, yang juga harus diperhatikan dalam yaitu media model
tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan agar dapat digunakan dalam
pembelajaran. Efendi dalam (Sukayati dan Agus Suharjana, 2009: 10) memberikan
beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh media model, yaitu.
a. Sesuai dengan konsep matematika.
b. Dapat memperjelas konsep Matematika, baik dalam bentuk
real, gambar atau diagram dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman konsep Matematika)
c. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).
d. Bentuk dan warnanya menarik.
e. Dari bahan yang aman bagi kesehatan peserta didik.
f. Sederhana dan mudah dikelola.
g. Ukuran sesuai atau seimbang dengan ukuran fisik dari
peserta didik.
h. Peragaan diharapkan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep
berpikir abstrak bagi peserta didik, karena media model tersebut dapat
dimanipulasi (dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dipasangkan, dan sebagainya)
agar peserta didik dapat belajar secara aktif baik secara individual maupun
kelompok.
i. Bila mungkin media model tersebut dapat berfaedah banyak.
Mengacu pada pendapat tersebut bahwa dalam pemilihan
media model yang digunakan dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan yaitu
tujuan pembelajaran, keefektifan, karakteristik peserta didik, ketersediaan,
kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, kemampuan orang yang menggunakannya dan
waktu yang tersedia. Agar media model yang akan digunakan sesuai dengan materi
yang dibahas dan terencana dengan baik serta bermakna maksimal, seyogyanya media
model tersebut dirancang dan dibuat sendiri oleh guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar