Pengertian
Hasil Belajar
Secara umum, belajar adalah merupakan suatu aktivitas
yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen akibat dari upaya-upaya yang
dilakukannya. Menurut Slameto (2010: 2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa belajar diperoleh melalui
usaha untuk merubah tingkah laku seseorang melalui aktivitas dengan
lingkungannya.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman
seseorang dalam
belajar tersebut, yang diperoleh dari belajar yaitu aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Sebagai suatu proses maka bentuk tindak lanjut belajar diukur dalam
bentuk hasil belajar. Menurut Nana Sudjana (2005: 3), bahwa hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses
pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemapuan siswa
setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar. Dengan demikian
hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami
pembelajaran. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 23) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai
hasil dari aktivitas dalam belajar.
Menurut Benjamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2005: 22-23) hasil belajar
terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan
hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan,
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; 2) Ranah
Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima spek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3)
Ranah Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berdasarkan pada pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan gambaran
tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi yang telah dipelajari, kemudian
diukur berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh siswa melalui jawaban dari
butir-butir soal. Hasil belajar adalah nilai yang telah diperoleh siswa dalam
suatu pembelajaran.
Aspek-Aspek Hasil Belajar
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan
menjadi tiga ranah yaitu; ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara
eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata
pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu
berbeda. Mata pelajaran praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor,
sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif.
Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif. Ranah psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan
manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat
dan lain sebagainya. Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir,
termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, rnemahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Sedangkan ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.
Benyamin Bloom (dalam Nana Sudjana, 2008: 22-23) mengkalsifikasikan
hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
seperti aspek pengetahuan atau ingatan, aspek pemahaman, aspek aplikasi, aspek
analisis, aspek sintesis, dan aspek evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yakni penerimaan, jawaban atau
reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan
dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Aspek-aspek yang
terdapat dalam ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah di atas yang
menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah
kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan
dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih
ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek
kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes
obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali
diabaikan. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat
berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan
berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk
menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur
yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek
kognitif adalah subtaksonomi yangmengungkapkan tentang kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi
yaitu evaluasi. Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun
implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan
pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan
psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat
agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil
belajar setiap individu dipengaruhi oleh belajar siswa. Muhabbibin Syah (2003:
144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor
internal, eksternal dan pendekatan belajar.
a.
Faktor dari dalam yaitu
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa belajar.
Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis.
1)
Fisiologi, faktor ini meliputi
kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra.
2)
Kondisi psikologis, faktor ini
meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
b.
Faktor dari luar yaitu
faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non
sosial.
1)
Lingkungan sosial yang dimaksud
adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun
tidak langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa
ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat.
2)
Lingkungan non sosial meliputi
keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah dan alat-alat
pembelajaran.
c.
Faktor pendekatan belajar (approach
to learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi, model dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
Mengacu
pada faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar maka dengan demikian guru
harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberikan pelajaran kepada
mereka, supaya dapat menangani siswa sesuai dengan kondisinya untuk menunjang
keberhasilan belajar. Hal tersebut dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar peserta didik, satu dengan yang lainnya berbeda.
Penilaian
Hasil Belajar
Penilaian
hasil belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses pendidikan.
Semua proses di lembaga pendidikan formal pada akhirnya akan bermuara pada
hasil belajar yang diwujudkan secara kuantitatif berupa nilai. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris
yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa.
Menurut
Suratinah Tirtonegoro (2001: 43) bahwa
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Penilaian
hasil belajar adalah suatu kegiatan/cara yang ditujukan untuk mengetahui tujuan
pembelajaran tercapai atau tidaknya dan juga dalam proses pembelajaran yang
sudah dilakukan selama pembelajaran berlangsung selama ini. Pada tahapan ini
seorang guru dituntut harus mempunyai kemampuan dalam menentukan cara-cara
evaluasi dan pendekatan, penyusunan terhadap pengolahan, alat-alat evaluasi,
dan penggunaan hasil evaluasi.
Proses
pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai
komponen-komponen yang saling berinteraksi di dalam usaha yang mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan. Setiap pembelajaran berlangsung, bagi
seorang guru maupun peserta didik sangat penting bagi mengetahui tercapai
tidaknya suatu tujuan tersebut. Sebab hal ini hanya bisa diketahui jika seorang
guru melakukan evaluasi, baik evaluasi terhadap proses pembelajaran maupun
produk pembelajaran. Evaluasi mempunyai arti lebih luas daripada penilaian.
Karena bisa megetahui akan proses belajar mengajar yang selama ini telah
terlaksana dan juga untuk bisa meningkatkan lagi kualitas pembelajaran
tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar