Ketapang,(13/02).
Kelangkaan
BBM di Kabupaten Ketapang umumnya dan Kota Ketapang dan sekitarnya khususnya
kembali terjadi. Akibatnya harga ditingkat pengecer (kios) melonjak di atas
angka Rp.7.500,- /liter. Kondisi ini disikapi pemerhati sosial Kabupaten
Ketapang Rahmat Kartolo. “Sudahlah musim kemarau melanda Ketapang hampir satu
bulan tidak turun hujan, sehingga ada di tempat tertentu sulit mencari air
bersih buat minum serta mencuci, debu serta kabut mengancam kesehatan masyarakat
ketapang. Selain kemarau seminggu ini masyarakat Ketapang dipersulit lagi
dengan kelangkaan BBM, seperti peribahasa mengatakan sudah jatuh ketimpa
tangga.” ungkapnya.
Kondisi
ini lanjut Ramhat yang juga aktivits JPPR Ketapang merupakan kesempatan yang
dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang mencari keuntungan atas kelangkaan BBM. “Memang
kesempatan seperti ini ada sebagian orang-orang rakus atau oknum tertentu
memanfaatkan demi kepentingan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Padahal
kita tau ketapang sedah memiliki SPBU lebih dari cukup, untuk di kota saja ada
3 SPBU dan di pinggir ada 3 anehnya masih juga kelangkaan BBM.” lanjutnya.
Rahmat
Kartolo menambahkan jika BBM digunakan oleh masyarakat ketapang untuk keperluan
bekerja dan mencari nafkah serta jalan-jalan tidak akan terjadi kelangka BBM di
ketapang, akan tetapi karena ada oknum masyarakat itu sendiri yang bermain
dengan oknum SPBU, makanya BBM terkesan susah dicari. “Salah satu modus
permainan oknum diantara dibebaskan pengantri motor besar bekeliaran keluar
masuk SPBU serta ada juga yang membawa jirgen (galon), belum lagi ada yang
menggunakan mobil pribadi melebihi jatah sebenarnya, dan ada juga oknum
pangkalan yang mengatas namakan layanan masyarakat tertentu, tapi kenyataannya
buat kepentingan pribadi. Momentum seperti inilah kesempatan oknum meraup
keuntungan sebesar-besarnya.” urai Rahmat.
Terhadap
kondisi ini Rahmat yang juga mahasiswa pasca sarjana IAIN Pontianak ini berharap
adanya campur tangan Pemerintah Daerah serta aparat penegak keamanan Polres Ketapang
untuk sigap menghadapi hal seperti ini jangan terkesan membiarkan masalah ini berlarut-larut,
sehingga masyarakat menjadi panik gara-gara BBM langka di SPBU, aneh tapi nyata
SPBU yang seharusnya buka bisa sampai 1 hari dalam waktu kurang dari 2 jam
sudah tutup karena kehabisan BBM.
Menurut
Rahmat jika dilakukan penghitungan bahwa satu tangki BBM ke SPBU 5000/ltr
berarti bisa melayani 1000 unit sepeda motor dengan masing-masing 5/ltr,
jangankan 1000 unit yang antri di SPBU 500 unit pun tidak ada karena kurang
dari 2 jam minyak di SPBU sudah habis. “Disebabkan ada BBM tak bertuan di
manfaatkan oleh oknum tertentu untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
Andaikan 3 SPBU di kota bisa diamankan oleh pemda dan pihak kepolisian Ketapang
demi kenyaman masyarakat umum menikmati BBM dengan cara menertibkan para
pengantri dan mobil pribadi serta oknum mengatas namakan pangkalan, kami yakin
tidaklah separah saat ini minyak langka dan SPBU tutuk kurang dari 2 jam karena
habis BBM.” tuntasnya.(dek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar